Follow : Like : RSS : Mobile :

Kasal Pimpin Serah Terima Jabatan Pangarmabar

Foto | Istimewa | Detakjakarta.com

detak-- Jabatan Panglima Komando Armada Rl Kawasan Barat (Pangarmabar) diserahterimakan dari Laksamana Muda TNI A Taufiq R, kepada Laksamana Muda TNI siWi Sukma Adji, S.E., M.M., dalam suatu upacara militer di hadapan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S E, M A P Kegiatan tersebut berlangsung di Lapangan Arafuru Markas Komando (Mako) Koarmabar, Jalan Gunung Sahari Raya No. 67 Jakarta Pusat.

Laksamana Muda TNI A. Taufiq R . adalah lulusan AAL Tahun 1985 Angkatan XXX, merupakan Pejabat Pangarmabar yang ke-30, selanjutnya menjabat ASisten Perencanaan dan Anggaran Kasal (Asrena Kasal) Sedangkan penggantinya Laksamana Muda TNI Siwi Sukma Adji S E, M M, merupakan Alumni AAL Tahun 1985 Angkatan XXX Sebelum menjabat Pangarmabar berdinas sebagai Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam, Lembaga Ketahanan Na5ional (Lemhannas) Laksamana Muda TNI SiWi Sukma Adji SE, MM sejak tanggal 19 Juli 2016 menjabat Pangarmabar yang ke-31.

Pembentukan Koarmabar berdasarkan Skep Pangab Nomor Kep/09/P/III/1984 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur TNI AL maka jajaran Armada RI dibagi dalam dua Komando Armada yaitu Komando Armada Barat (Koarmabar) dan Komando Armada Timur (Koarmatim). Hal itu merupakan tindak lanjut mulai berlakunya UU No 20/1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan Negara tugas fungsnonal antara Dephankam dan Mabes ABRI dipisahkan. Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor SKEP/171/lIl/1985 Tanggal 30 Maret 1985. Armada Rl dibagi menjadi dua kawasan Wilayah kerja yaitu Armada Rl Kawasan Barat dan Armada Rl Kawasan Timur.

Wilayah kerja Armada Rl Kawasan Barat dan Armada RI Kawasan Timur dibagi oleh garis imajiner ditarik dari titik batas Jawa Barat dan Jawa Tengah di Pantai Utara pada koordinat 06-47-50 S 108-50-30 T (Muara Sungai Losari). sampai titik batas Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah pada koordinat 03-00-00 U (Muara Jelai) serta titik batas antara Jawa Barat dan Jawa Tengah pada koordinat 70-42-00 S 108-43-00 (Muara Sungai Citandui) ditarik kearah Selatan (180).

Koarmabar selaku Komando Utama Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan operasi intelijen maritim guna mendukung pelaksanaan operasi laut, menyelenggarakan operasi tempur laut dalam rangka Operasi Militer Untuk Perang (OMP) baik operasi gabungan maupun mandiri menyelenggarakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) baik berupa operasi laut sehari-hari maupun operasi keamanan laut di wilayahnya sesuai dengan kebijakan Panglima TNI. Selaku Kotama Pembinaan Koarmabar mempunyai tugas membina kemampuan dan kekuatan komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) membina kemampuan peperangan laut membina kesiapan operasional untuk melaksanakan OMP dan OMSP dalam rangka pengendalian laut serta proyeksi kekuatan ke darat lewat laut dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut sesuai kebijakan Panglima TNI serta membina potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan dan keamanan negara di laut yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kasal.

Koarmabar di bawah kepemimpinan Laksamana Muda TNl A Taufiq R dapat menurunkan angka kriminalitas secara Signifikan di sekitar Selat Malaka Selat Philipina dan Laut China Selatan. Hal tersebut didukung dengan keberadaan unit satuan khusus Western Fleet Quick Response/WFQR yang tersebar diseluruh satuan kewenangan Koarmabar Pembentukan WFQR itu sendiri didasarkan agar unsur-unsur Koarmabar dapat hadir pada waktu dan posisi yang tepat untuk menindak kejahatan di laut dengan memberdayakan aset-aset Koarmabar yang mempunyai tungsi kekamlaan WFQR berkedudukan di Lantamal dan Lanal jajaran Koarmabar yang berada di bawah Komando Pengendali (Kodal) Pangarmabar Selain itu keberadaan WFQR juga untuk merespon dengan cepat informasi yang diterima melaIUi masyarakat ataupun informasi intelejen mengenai kejadian-kejadian yang terjadi di laut baik berupa perompakan atau kegiatan ilegal lainnya yang dapat menggangu keamanan pengguna laut khususnya yang melintas di wilayah kerja Koarmabar.

Keberhasnan WFQR dalam mengatasi dan menindak pelaku kejahatan perompakan di Selat Malaka telah mendapatkan apresiasi yang positif dari negara negara Asia Tenggara dalam mengatasi dan menindak pelaku kejahatan perombakan di Selat Malaka. Selain itu apresiasi juga diberikan dan beberapa InstanSi Pemerintahan diantaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan. serta Kementerian Perhubungan Seiring dengan perjalanan waktu WFQR juga melakukan kegiatan prefentif dalam bentuk sosialisasi dan pressuring kepada masyarakat pesisir, dalam rangka pemberdayaan serta memberikan pemahaman tentang hukum batas Wilayah pelestarian lingkungan dan navigasi sehingga bisa mencegah terjadinya kegiatan ilegal di laut sekaligus memberikan kesejahteraan kepada masyarakat pesisir.

Masih adanya tindakan illegal fishing yang terjadi saat ini menjadi tantangan bagi Koarmabar dalam menjaga sumber kekayaan dari tindak kejahatan sekaligus men/aga martabat dan kehormatan bangsa. Adanya Western Fleet Quick Response (WFQR) di Koarmabar sangat mendukung upaya penindakan pelanggaran di Wilayah kerja Koarmabar sehingga Selat Malaka yang terkenal "the most dangerous street of the world" bagi para pelaut, dijadikan menjadi "zero" kejahatan WFQR dalam melaksanakan tugasnya selalu berkoordinasi dengan angkatan laut negara tetangga untuk menjaga stabilitas keamanan, sehingga berdampak pada menurunnya tindak kejahatan di Perairan Barat Indonesia, khususnya Selat Malaka dan Selat Singapura. (Nton)