Follow : Like : RSS : Mobile :

DPRD DKI Minta Pengerukan Lumpur di Waduk Jakarta Dilakukan Maksimal

Foto | Istimewa | Detakjakarta.com

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth meminta jajaran Pemprov DKI Jakarta khususnya Jakarta Barat untuk melakukan pengerukan lumpur di waduk dan sungai di Jakarta dengan maksimal. Pasalnya, menjelang akhir tahun 2021, dikhawatirkan hujan dengan intensitas lebat akan mengguyur daerah DKI Jakarta.

"Karena waktu untuk mendekati akhir tahun tinggal sebentar lagi, yang kita tahu bersama bahwa akhir tahun seperti biasa akan mengalami curah hujan yang tinggi. Jika sudah di lakukan persiapan pencegahan yang matang dan integral, DKI Jakarta, terutama Jakarta Barat akan bisa terbebas dari banjir," ujar Kenneth usai melakukan pengecekan pengerukan lumpur wilayah Waduk Grogol di Jalan Latumenten Raya,Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (18/8/2021).

Dalam kunjungan tersebut, pria yang akrab disapa Kent itu didampingi Kepala Satuan Pelaksana Tim Pengerukan lumpur Kotamadya Jakarta Barat beserta jajarannya.Kedatangan Kent di Waduk Grogol ini untuk memastikan jika operator alat berat sudah bekerja dengan maksimal.

Diketahui Waduk Grogol merupakan salah satu tempat penampungan air hujan utama di wilayah Latumenten, Grogol dan sekitarnya.

Pengerukan lumpur, kata Kent, harus dilakukan agar volume lumpur di waduk ini bisa semakin berkurang dan bisa menampung volume air yang maksimal ketika hujan lebat melanda. Hal ini bertujuan agar Jakarta tidak mengalami banjir kembali.

"Pengerukan dilakukan agar memperbesar dimensi waduk dan volume air yang tertampung bisa lebih banyak, sehingga air tidak akan meluap ke jalan dan bisa mengakibatkan banjir. Selain itu, saya juga akan meminta kepada Dinas LH (Lingkungan Hidup) supaya mempersiapkan semua satgas UPK Badan Air agar stand by di setiap rumah pompa untuk gerak cepat membersihkan sampah yang menumpuk agar tidak mengganggu kinerja rumah pompa pada saat curah hujan yang tinggi," jelas Kent.

Kent pun menilai, banjir yang kerap terjadi di Jakarta adalah akibat dari pengelolaan tata ruang yang bermasalah. Menurut dia, banjir akan bisa teratasi jika sarana dan prasarana tertata dengan baik dan seluruh sistem yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta harus terintegrasi dengan baik, seperti pompa air, sungai, dan aliran drainase.

"Drainase kita ini sangat buruk. Hasil temuan saya di lapangan, banyak sekali sistem drainase yang tidak berfungsi dengan baik dalam mengantisipasi banjir. Lalu pembangunan crossing hingga turap di sejumlah kali harus dikerjakan dengan cepat," tutur dia.

Selain itu, Kent mengatakan permasalahan pembebasan lahan juga tidak terlaksana dengan maksimal dan anggaran pembebasan lahan juga tidak terserap dengan baik. Padahal, hal tersebut penting untuk pemasangan sheet pile di bantaran daerah aliran sungai (DAS) dalam mengantisipasi banjir kiriman.

"Saya yakin sekali jika sheet pile seluruhnya terpasang, baik di Pinggir Kali Angke, Kali Pesanggarahan, dan Kali Ciliwung, maka permasalahan banjir di Jakarta akibat air kiriman akan bisa teratasi," ungkap Kepala Baguna DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.

Selain masalah sheet pile, Kent juga meminta kepada Pemprov DKI Jakarta agar bisa terus mengedukasi warga supaya tidak membuang sampah sembarangan ke kali. Pasalnya, jika hal itu terjadi, maka sampah akan menyangkut di pompa air sehingga bisa membuat kinerja pompa air tak maksimal jika terjadi hujan lebat. (b1)