Follow : Like : RSS : Mobile :

Ratusan Relawan NKRI Serukan Rawat Kebhinnekaan

Foto | Istimewa | Detakjakarta.com

detak- Ratusan relawan NKRI melakukan deklarasi kebangsaan di Tugu Proklamasi (Tuprok), Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11/2016).

Relawan NKRI yang terdiri dari gabungan beberapa organisasi pemuda, relawan dan masyarakat tersebut menyerukan dan mengajak kepada seluruh elemen dan lapisan masyarakat di Indonesia untuk menjaga Kebhinnekaan.

"Pertama-tama saya ucapkan banyak terima kasih karena dalam waktu persiapan yang singkat, rekan-rekan semua sudah bisa berkumpul di sini. Di tengah-tengah situasi politik nasional yang belakangan ini gaduh dan cenderung mengarah kepada terkoyaknya sendi-sendi kebangsaan kita, ternyata kita semua masih terjaga dan terpanggil untuk berdiri di sini, untuk menjaga Ibu Pertiwi", kata Hendrik Sirait, Ketua Pelaksana Deklarasi Kebangsaan Relawan NKRI saat memberikan sambutan dihadapan ratusan lapisan masyarakat yang tergabung dalam relawan NKRI dan ikut menyerukan Kebhinekaan.

Hendrik mengatakan bahwa "Bhinneka Tunggal Ika sebagai falsafah negara harus dijaga dan dirawat. Kita akan merawat kebhinnekaan kita, kemajemukan kita sebagai sebuah bangsa yang besar. Kita berharap perbedaan sikap politik, perbedaan latar belakang, suku, agama bahkan golongan, tidak menjadi alasan kemudian kita terpecah pecah", ujarnya.

Hendrik berharap deklarasi kebangsaan ini menjadi awal gerakan yang terus meluas bukan hanya di Jakarta, namun hingga seluruh Indonesia.

"Gerakan itu sebenarnya pilihan, dan ini yang kita angkat adalah isu Kebangsaan, isu Kebhinnekaan, dan gerakan ini dimanifestasikan ke dalam bentuk-bentuk keragaman Indonesia itu sendiri. Contoh, kita bisa melakukan aktivitas-aktivitas kebudayaan, seperti melaksanakan acara di car free day dengan ribuan orang dengan melakukan aktivitas budaya dan lain-lain, sehingga dalam apa yang menjadi gerakan awal ini bisa terwujud, dimana sekaligus mengingatkan kita dengan kemajemukan kita", jelasnya.

Sementara terkait situasi politik saat ini, Hendrik menegaskan, ketidak sukaan terhadap seseorang jangan kemudian menjadi alasan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, dan apabila terjadi maka masyarakat akan bergerak dan merespons.

"Kita akan terus melakukan gerakan yang lebih menitikberatkan kebhinnekaan kita. Jadi jangan hanya ketidaksukaan terhadap seseorang menjadi alasan dan upaya menjatuhkan pemerintahan. Bila itu terjadi", tukasnya. (Ton)