Follow : Like : RSS : Mobile :

Keluarga Korban Pengeroyokan Minta Kapolisian Bertindak Cepat

Foto | Istimewa | Detakjakarta.com

detak- Keluarga alm. Deddy Sumartono (54) korban penganiayaan berat yang dilakukan oleh menantunya sendiri Dian dan kakaknya (Geri), meminta agar Kapolsek Kebayoran Lama bertindak cepat dalam mengusut kasus pembuhan tersebut.

Anak korban, Denny, mengatakan, Polsek Kebayoran Lama memang sudah menahan pelaku utama (Dian), namun Geri yang membantu penganiayaan berat tersebut masih bebas berkeliaran, sehingga dikhawatirkan akan melakukan perbuatan yang dapat membahayakan keluarga korban.

"Pelaku kedua, Geri, masih berkeliaran. Ini tentu membuat kami sebagai pihak keluarga korban merasa khawatir dan tidak tenang sebab dikhawatiran akan melakukan upaya balas dendam ke rumah keluarga kami karena adiknya yang sedang di dalam penjara", kata Denny kepada redaksi, Senin (22/8).

Denny menilai ada kesan menunda-nunda dan memperlambat proses penangkapan (Geri) oleh pihak kepolisian yang juga terkesan enggan memberi keterangan kepada keluarga korban.

"Kecurigaan kami mencuat setelah mengetahui bahwa paman para pelaku yang adalah seorang tokoh masyarakat dan parpol di daerah Serang & Rangkas Bitung, mengunjungi pelaku di Polsek. Kemungkinan bahwa kepolisian kemudian menunda-nunda setelah mengetahui fakta ini membuat kami semakin tidak percaya terhadap pelayanan kepolisian Polsek Kebayoran Lama", tandasnya.

Denny pun menuturkan kronologi kejadian yang menyebabkan kematian ayahnya.

"Peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan terjadi pada 3 Agustus dini hari di rumah ayah kami di daerah Cidodol Kebayoran Lama. Mereka (Dian, Geri dan seorang temannya) datang untuk mengambil istri dan anaknya yang selama ini menumpang di rumah ayah. Ketiganya datang dalam keadaan mabuk", tutur Denny.

Pada tengah malam, lanjut Denny, terjadi cek cok antara pelaku dengan istri korban.

"Puncaknya ketika Geri tiba-tiba menyerang Ibu saya dengan menjambak rambut dan menariknya hingga rontok. Saat terjadi, ayah saya terbangun dan langsung menghampiri. Pelaku kemudian diusir oleh kedua orang tua saya keluar rumah", paparnya.

Sekitar pukul 00.05, kejadian di depan rumah. Dian dibantu Geri menarik paksa (menyeret) istri dan anaknya, dan berusaha dicegah dan dilerai oleh korban Deddy dan istrinya.

Namun karena kalah kekuatan, korban mengambil pot plastik di halaman rumah dan dibanting ke jalanan dengan maksud membubarkan kejadian tersebut. Malang, korban langsung dikeroyok oleh Geri dan Dian. Geri memegang kedua tangan korban, sementara Dian memukuli hingga korban terjatuh dan kepalanya menghantam aspal (menyebabkan pecah tulang tengkorak bagian belakang - berdasar hasil visum).

Tetangga korban (Tolet, Puji dan Eko) yang mendengar keributan tersebut datang menghampiri, dan menolong mengangkat korban ke dalam rumah. Tolet pun bergegas memanggil Binmas untuk mengamankan pelaku.

Tak lama berselang, Binmas (Polisi jaga bernama Basuki) datang. Sementara di dalam rumah, korban mulai mengeluarkan darah dari hidungnya lalu muntah darah. Korban segera dibawa ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong dan meninggal dalam perjalanan.

"Sekitar pukul 00.15, Binmas membawa para pelaku ke pos jaga. Namun sayangnya pelaku dibiarkan pergi oleh polisi jaga yang bernama Basuki tersebut. Tentu ini menimbulkan kecurigaan besar. Basuki bahkan sempat menghardik ibu saya. "Ibu, kamu mulutnya berisik banget". Hal ini tentu wajar mengingat suaminya dihantam hingga jatuh dan mengeluarkan darah dari hidung dan mulutnya. Ini yang sangat saya sayangkan, karena bukannya mengamankan pelaku, si Binmas malah melepas ketiga pelaku", kata Denny dengan kesal. (Bud)