Follow : Like : RSS : Mobile :

Indonesia dan Korea Selatan Menuju Produksi Film Bersama

Foto | Istimewa | Detakjakarta.com

detak-- Korea-Indonesia Cinema Global Networking yang pertama akan digelar tiga hari pada tanggal 10-12 Agustus 2016. Acara yang merupakan sebuah inisiasi dari Korean Film Council (KOFIC) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ini bertujuan untuk menjadi sebuah wadah yang menyediakan ruang bagi perusahaan film Korea Selatan dan Indonesia untuk saling bertemu dan mempromosikan ko-produksi.

Ko-produksi bertujuan agar dapat terjadi transfer ilmu dan teknologi serta diharapkam industri kedua negara dapat saling mengambil manfaat dari pasar masing-masing.� Selama tiga hari, akan berlangsung serangkaian acara yang berniat untuk mempererat hubungan para pekerja industri film Indonesia dan Korea. Lima belas perusahaan film dari Korea datang untuk bertemu dengan lebih dari dua puluh perusahaan film Indonesia.

Acara Korea-Indonesia Cinema Global Networking sendiri terbagi atas 3 program, yaitu:
1.�� Forum
Seminar mengenai industri film Korea dan Indonesia, integrated box office system di Korea, dan juga studi kasus ko-produksi berdasarkan pengalaman Korea dan Indonesia.
2.�� Showcase
Presentasi enam perusahaan Korea dan enam perusahaan Indonesia, masing-masing dari bidang produksi film, animasi dan visual effects.
Korea: CJ E&M, Showbox, Macrograph, Digital Idea, OCON Studios, SAMG Animation
Indonesia: Falcon Pictures, Miles Pictures, S/VFX, Enspire Studio, AINAKI, MD Animation
3.�� Business Meeting
1:1 meeting antara perusahaan Korea dan Indonesia yang diadakan pada hari kedua dan ketiga.

Harapan untuk menjadikan perfilman sebagai industri yang menjanjikan seperti di Korea Selatan dimiliki juga oleh� insan perfilman Indonesia. Dengan dikeluarkannya sektor usaha perfilman dari Daftar Negatif Investasi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, hal ini membuka banyak peluang dan mengawali harapan untuk semakin majunya perfilman di Indonesia.

"Acara ini bertujuan untuk melebarkan networking dan mendorong terjadinya ko-produksi sehingga dapat memberi manfaat bagi industri film, animasi dan VFX kedua negara ini. Di antaranya diharapkan dapat tercapai transfer ilmu, teknologi dan perluasan pasar", kata Sheila Timothy, Ketua Umum Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI).

Salah satu bentuk keseriusan pemerintah adalah dengan penandatanganan perpanjangan perjanjian kerja sama bilateral antara Bekraf dengan Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Republik Korea di bidang industri ekonomi kreatif pada bulan Mei 2016 saat kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Korea, di mana film menjadi bagian penting dalam kesepakatan tersebut. Acara Korea-Indonesia Cinema Global Networking 2016 ini menjadi implementasi Memorandum Saling Pengertian antara kedua negara dalam bidang industri perfilman tersebut.

Dengan diadakannya acara ini, diharapkan para pelaku industri perfilman kedua negara dapat saling mengenal satu sama lain, dan dapat menjalin kerja sama dalam menghasilkan karya-karya yang dapat dinikmati banyak orang. (BP)